Semua penyusun ekosistem dapat dibedakan berdasarkan sifat dan fungsinya dalam ekosistem.
1. Berdasarkan Sifatnya
a.. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan, hewan maupun manusia.
Dalam ekosistem umumnya tumbuhan berperan sebagai produser, hewan berperan sebagai konsumer, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, clan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Perhatikan Gambar 10.3. Secara lebih terperinci, tingkatan orgaWSasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.
1) Individu
Individu merupakan organisme tunggal, seperti: seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti: duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
a) Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contohnya sebagai berikut.
1) Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivor (pemakan daging) beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabikcabik mangsanya.
2) Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga
lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
3) Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencabik korbannya.
4) Daun
Tumbuhan insektivor (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimilikinya, tumbuhan melumat serangga sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan untuk hidup.
Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
b) Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
1)Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
2)Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air di sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat cumi-cumi dan gurita.
3)Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
c) Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut.
1)Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
2) Migrasi
Ikan salmon raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat
yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salmon dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk di sepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salmon jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka berenang ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
2) Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi. Misalnya, populasi pohon kelapa di kelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan oleh imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia. Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme ke daerah lain jika di daerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya, imigrasi ini akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas
dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
3) Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Tempat hidup atau habitat, aktivitas organisme dalam pemanfaatan sumber daya alam, bagaimana organisme berpengaruh pada organisme lain, semua ini berkaitan dengan nisia. Ahli ekologi Charles Elton menggambarkan relung ekologi (nisia) sebagai kedudukan fungsional suatu organisme dalam komunitasnya.
Apa yang terjadi seandainya beberapa spesies berada pada nisia yang sama? Untuk kelangsungan hidupnya, spesies memerlukan materi dan energi yang diambil dari lingkungannya. Keterbatasan sumber daya yang ada pada satu nisia akan diperebutkan oleh spesies-spesies yang ada, masing-masing berusaha untuk memperoleh makanan, meskipun terkadang harus melalui pertempuran yang sengit clan kompetisi. Spesies yang kuat mendesak yang lemah untuk pergi mencari nisia lain atau bahkan mati.
b. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik clan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
1) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
2) Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan (sebagai produser untuk berfotosintesis.
3) Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum clan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, clan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
4) Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
5) Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
6) Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
7) Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
2. Berdasarkan Fungsinya
Dilihat dari fungsinya, ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a. Komponen autotrof
(auto = sendiri dan trophikos = makanan). Autotrof adalah organisme yang mampu membuat/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan energi seperti cahaya matahari dan energi kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produser, contohnya tumbuhtumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produser. Organisme yang termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
<< sebelumnya ... materi ... Selanjutnya >>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar